Laporan Pendahuluan Diare Akut

a) Pengertian Diare Akut
Diare akut adalah buang air besar dengan tinja berbentukcair atau setengah cair volumenya lebih banyak dari biasanya (>200 ml/24 jam), frekuensinya >3 kali/hari, berlangsung mendadak dan kurang dari 2 minggu.
Menurut World Gastroenterology Organisationglobal guidelines 2005pasase tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung <14 hari.Diare kronik diare yang berlangsung >15 hari.Diare persisten diare yangberlangsungantara 15-30 hari, dimana diare kronik yangdianut >30 hari (4 minggu). Diare infektif bila penyebabnya infeksi.Diare organik bila ditemukan penyebabanatomik, bakteriologik, hormonal atautoksikologik.Diare fungsional bila tidak dapat ditemukanpenyebab fungsional.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare akut :
o Lingkungan kebersihan lingkungan dan perorangan
o Gizi pemberian makanan
o Kependudukan insiden diare pada daerah kota yang padat/ kumuh lebih 
o Pendidikan pengetahuan ibu
o Perilaku masyarakat kebiasaan2, dan
o Sosial ekonomi
b) Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral infeksi pada GIT (penyebab utama)
• Bakteri : Vibrio cholerae, Salmonella spp, E. coli dll
• Virus : Rotavirus (40-60%), Coronavirus, Calcivirus dll
• Parasit: Cacing (Ascaris, Oxyuris,dll), Protozoa (Entamoba histolica,Giardia Lambia, dll) Jamur (Candida Albicans).
b. Infeksi parenteral infeksi di luar GIT (OMA, BP, Ensefalitis,dll)
2. Faktor malabsorbsi : KH, Lemak, P
3. Faktor makanan : basi/ beracun, alergi
4. Faktor psikologis : takut dan cemas
Menurut World Gastroenterology organisation global guidelines 2005:
Bakteri
Virus
Parasite
Non-infeksi
c) Patofisiologi
 VIRUS masuk enterosit (sel epitel usus halus) infeksi & kerusakan fili usus halus
o Enterosit rusak diganti oleh enterosit baru (kuboid/ sel epitel gepeng yg blm matang) fungsi blm baik.
o Fili usus atropi tdk dpt mengabsorbsi makanan & cairan dgn baikTek Koloid Osmotik  motilitas  DIARE
 BAKTERI NON INFASIF (Vibrio cholerae, E. coli patogen) masuk lambung duodenum berkembang biak  mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lap lendir) bakteri masuk ke membran mengeluarkan subunit A & B mengeluarkan (cAMP) meransang sekresi cairan usus, menghambat absobsi tampa menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut volume usus dinding usus teregang DIARE.
 BAKTERI INFASIF (Salmonella spp, Shigella spp, E. coli infasif, Champylobacter)  prinsip perjalanan hampir sama, tetapi bakteri ini dapat menginvasi sel mukosa usus halus  reaksi sistemik (demam, kram perut) dan dapat sampai terdapat darah
• Toksin Shigella masuk ke serabut saraf otak  kejang
BERDASARKAN PATOFISIOLOGI
o Diare osmotik : diare akibat adanya bahan yang tidak dapat diabsorbsi oleh lumen usus  hiperosmoler hiperperistalsis
o Diare sekretorik : terjadi akibat stimulasi primer dari enterotoksin atau oleh neoplasma
o Diare akibat gangguan motilitas usus : gangguan pada kontrol otonomik
d) Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala diare selain berupa buang air besar cair juga dapat disertai dengan muntah, demam, nyeri perut sampai kram. Jika penyakit diare berlangsung sampai lama tanpa penanggulangan yang akurat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan yang menyebabkan renjatan hipovolumik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut.
Oleh karena kehilangan cairan maka penderita merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah / mulut kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit berkurang, suara serak. Akibat asidosis metabolik akan menyebabkan frekuensi pernafasan cepat (pernafasan kussmaul), gangguan kardiovaskuler berupa nadi cepat, tekanan darah menurun, pucat, akral dingin kadang sianosis, aritmia jantung, anuria sampai gagal ginjal .
Penentuan derajat dehidrasi:
- Berdasarkan BB
• Ringan pe↓ BB < 5 % • Sedang pe↓ BB 5 – 10 % • Berat pe↓ BB > 10 %
- Menurut Haroen Noerasid (modifikasi)
• Ringan Rasa haus & Oliguria ringan
• Sedang Tanda diatas + turgor kulit↓, ubun2 & mata cekung
• Berat Tanda diatas + somnolen, sopor, koma, syok, nafas kussmaul
- Berdasarkan ketonusan cairan
• Dehidrasi Isotonis
Kehilangan air dan Na dalam proporsi yang sama
Merupakan dehidrasi yang terjadi karena diare
Tanda sangat cepat, haus ekstremitas dingin dan berkeringat, kesadaran menurun dan muncul gejala syok hipovolemik
• Dehidrasi Hipertonis
Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi proporsi kehilangan air lebih banyak (Na >150 mmol/L)
Tanda anak sangat haus,iritabel
• Dehidrasi Hipotonis
Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi proporsi kehilangan Na lebih banyak (Na >130 mmol/L)
Tanda anak letargi, kejang
e) Komplikasi
o Kehilangan air dan elektrolit Dehidrasi(ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik ataupun hipertonik)
o Hipokalemia( dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, brakdikardi, perubahan pada elektrokardiagram).
o Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
o Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik
o Gangguan sirkulasi darah  Syok hipovolemik
o Gangguan giziHipoglikemia, Malnutrisi energi protein Karena selain diare juga muntah, penderita juga mengalami kelaparan.
f) Penatalaksanaan Medis
• Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar natrium 90 mE g/l. Fada anak di bawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan –sedang kadar natrium 50-60 mE g/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
• Cara parenteral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut :
o Untuk anak umur 1 bulan -2 bulan berat badan 3-10 kg
o 1 jam pertama: 40 ml/ kg BB/menit =3 tts/kgBB/mnt( infus set berukuran 1 ml =15 tts/kg BB/mnt (set infus 1 ml = 20 tetes).
o 7 jam berikutnya : 12 ml/kg BB /menit =3 tts/kgBB/mnt(infusset berukuran 1 ml = 15 tetes atau 4 tts/kgBB/mnt (set infus 1 ml =20 tetes).
o 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB /oralit
Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
o 1 jam pertama : 30 ml/kgBB /jam atau 8 tts /kgBB/mnt(1 ml=15 tts atau 10 tts /kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat BB 15-25 kg
o 1 jam pertama 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kg BB /mnt (1 ml =15 tts atau 7 tts/kgBB/menit(1 ml=20 tts).
o 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt(1 ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/mnt(1 ml=20 tts).
o 16 jam berikutnya : 105 ml/kgBB oralit per oral
Untuk bayi baru lahir dengan BB 2-3 kg
o Kebutuhan cairan 125 ml+100 ml +25=250 ml /kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 ( 4 bagian glukosa 5 %+1 bagian NaHCO3 1,5%.
o Kecepatan : 4 jam pertama 25 ml/kgBB/jam atau tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts/kg/BB/mnt(1 ml=20 tts).
Kebutuhan bayi BB lahir rendah
o Kebutuhan cairan : 250 ml /kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10%+1 bagian NaHCO3 1,5%).

Dietetik
1. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau susu
2. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi elemen atau semi elemental formula.
Terapi
1. Obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg klorpromazine 0,5 - 1 mg / kg BB/hari
2. Onat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
3. Antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta
g) Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Riwayat
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan.Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insiden penyakit pada anak yang lebih besar.Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enterik menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
3. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
7. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.
Pemeriksaan Fisik
a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang .
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 derajat celsius, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
Diagnosa Keperawatan:
1) Diare b.d proses infeksi
Tujuan (NOC)
• Diare akan dapat dikendalikan /hilangkan yang ditunjukkan dengan eliminasi defekasi yang efektif, keseimbangan elektrolit dan asam / basa, keseimbangan cairan yang adekuat.
• Menunjukkan defekasi yang efektif
Kriteria evaluasi:
- Mematuhi ketentuan diet untuk mengurangi diare
- Melakukan hygiene yang adekuat untuk mencegah kerusakan kulit
- Mengungkapkan pemahaman tentang penyebab diare yang dialaminya secara verbal
- Mempertahankan keseimbamgan asam/basa dalam batas normal
Intervensi (NIC):
• Penatalaksnaan Diare: pencegahan dan pengurangan diare
Aktivitas keperawatan:
• Melakukan tes guaiak pada feses
• Meminta pasien untuk mengidebtifikasi kebiasaan pola defekasinya
• Pantau nilai laboratorium (elektrolit, hitung sel darah), dan laporkan ketidaknormalan
• Timbang BB pasien setiap hari
2) Kekurangan volume cairan b.d asupan cairan yang tidak adekuat
Tujuan (NIC):
• Keseimbangan elektrolit dan asam-basa: keseimbangan elektrolit dan nonelektrolit dalam ruang intrasel dan ekstrasel tubuh
• Kekurangan cairan : keseimbangan air dalam ruang intrasel dan ekstrasel tubuh
Kriteria evaluasi:
• Memiliki hemoglobin dan hematocrit dalam batas normaluntuk pasien
• Memiliki tekanan vena sentral dan pulmonal dalam rentang yang harapkan
• Tidak mengalami haus yang tidak normal
• Memiliki keseimbangan asupan dan haluaran yang seimbang dalam 24 jam
• Menampilkan hidrasi yang baik(membrane mukosa lembab, mampu berkeringat)
Intervensi (NIC):
• Pengelolaan elektrolit
• Pengelolaan cairan
• Pemantauan cairan
• Pengelolaan hipovolemia
• Terapi intravena(IV)
• Pengelolaan syok, volume
Aktivitas keperawatan:
• Pantau warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan
• Observasi khususnya terhadap kehilangan cairan yang tinggi elektrolit
• Pantau perdarahan(misalnya obat-obatan, demam,stress, dan program pengobatan
• Tinjau ulang elektrolit, terutama natrium, klorida, dan kreatinin.
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya minat pada makanan
Tujuan(NIC):
• Menunjukkan status gizi: asupan makanan, cairan, dan zat gizi, ditandai dengan indicator berikut( sebutkan nilainya 1-5: tidak adekuat, ringan sedang, kuat, atau adekuat total)
Kriteria evaluasi:
• Mempertahankan BB
• Menjelaskan komponen keadekuatan diet gizi
• Menyatakan keinginan untuk mengikuti diet
• Toleransi terhadap diet yang dianjurkan
• Melaporkan keadekuatan tingkat enrgi
Intervensi (NIC):
• Pengelolaan gangguan makan
• Pengelolaan nutrisi
• Bantuan menaikkan berat badan
Aktivitas keperawatan:
• Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
• Pantau nilai laboratorium, khususnya transferrin, albulin, dan elektrolit
• Pengelolaan nutrisi
4) Nyeri b.d agen injuri biologis
Tujuan (NOC):
• Menunjukkan nyeri : efek merusak, di buktikan dengan indicator berikut( sebutkan nilainya 1-5 : ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada).
• Menunjukkan tingkat nyeri, buktikan dengan indicator berikut ini ( sebutkan nilainya ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada).
Kriteria evaluasi:
• Menunjukkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan
• Mempertahankan tingkat nyeri pada atau kurang (skala 0-10)
• Melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
• Mengenali fektor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri
• Melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan
• Menggunakan tindakan mengurangi nyeri dengan analgesik dan nonanalgesik secara tepat
Intervensi (NIC):
• Pemberian analgesic : pengurangan agens-agens farmakologi untuk mengurangi/menghilangkan nyeri.
• Sedari sadar : pemberian sedatif, memantau respon pasien, dan pemberian dukungan fisiologis.
• Penatalaksanaan nyeri : meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.
• Bantuan analgesik yang dikendalikan oleh pasien.
Aktivitas keperawatannya:
• Gunakan laporan dari klien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan informasi pengkajian
• Meminta klien untuk menilai nyeri/ketidaknyamanan pada skala 0-10
• Gunakan lembar alur nyeri untuk memantau pengurangan nyeri
• Kaji dampak agama, budaya, kepercayaan dan lingkungan terhadap nyeri dan respon klien.
5) Resiko kerusakan integritas kulit daerah bokong b.d kelembapan
Tujuan (NIC):
• Menunjukkan komsekuensi imobilitas: fisiologis, ditandai dengan indicator berikut (sebutkan nilainya 1-5 :parah, berat, sedang, ringan, atau tidak ada).
• Menunjukkan pengendalian resiko, ditandai dengan indicator berikut( sebutkan nilai 1-5:tidak pernah, jarang, kadang-kadang,sering, atau dilakukan secara konsisten)
• Menunjukkan restrein mencederai diri( sebutkan nilai nya1-5 : tidak pernah, jarang, sering atau dilakukan secara konsisten).
• Menunjukkan perfusi jaringan : perifer, ditandai dengan indicator berikut (sebutkan nilainya 1-5 : ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan).
Kriterie evaluasi:
• Mempunyai kulit yang utuh
• Menunjukkan rutinitas perawatan kulit yang efektif
• Mengingesti makanan secara adekuat untuk meningkatkan integritas kulit
Intervensi (NIC):
• Pengelolaan penekanan
• Pencegahan ulkus decubitus
• Surveilans kulit
Aktivitas keperawatan:
• Gunakan kasur penurun tekanan(misalnya busa poliuretan)
• Hindari pemijtan di atas benjolan tulang
• Penceghan luka penekanan





Daftar pustaka
1. Hasler WL, Owyang C. Approch to the patient with gastrointestinal disease . In : Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, Hauser SL (eds) Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed. Mc Graw-Hill. New York 2005 : 1725-9.
2. Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
3. Wilkinson, M. Judith. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 7. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran(EGC).
4. Hendarwanto. Diare akut karena infeksi. Dalam : Suyono S, Waspaji S (ed) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam I. Balai Penerbit FKUI.Jakarta.1996:451-7.

0 komentar: